Gambar oleh Krzysztof Pałys dari Pixabay
Tetesan air mata perlahan
Jatuh membasahi pipiku
Tangan tak mampu menggores
Sepatah kata di atas kertas putih ini
Aku hanya bisa menagis sedih tanpa henti
Hanya merindukan sosokmu yang Tangguh
Ayah aku merindukanmu
Rindu akan pengorbananmu
Rindu akan keringat yang jatuh dari keningmu
Tapi…
Akankah dia merasakan hal yang sama terjadi padaku
Atau aku terlalu bodoh, yang selalu mengharapkan akan kembali
Namun
Hati ini selalu berharap
Semoga ayah bahagia tinggal di alam barunya
Salam rindu dari buah hatimu
GURU PENGAMPU : Agustinus Goli, S.Pd
REDAKSI ||| Stano