Gambar oleh Лариса Мозговая dari Pixabay
INFOSMPN3PACAR.COM|| Menulis nama Tuhan dan kata ganti (pronomina) untuk Tuhan wajib menggunakan huruf kapital.
Misalnya: Kepada Tuhan, kita berserah. Hanya diri-Nya-lah semua jawaban. Hal ini sesuai dengan aturan penggunaan huruf kapital dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) nomor empat (4)
“Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan"
Pertanyaannya: kenapa harus ada tanda hubung (-) jika menulis kata ganti Tuhan?
Dalam aturan penggunaan tanda hubung, dijelaskan bahwa tanda hubung dipakai untuk merangkai kata ganti Tuhan. Misalnya: manusia adalah ciptaan-Nya.
Pada November 2015, tepatnya tanggal 26. EYD berubah nama menjadi PUEBI. Dalam PUEBI (halaman 13) dijelaskan sebagai berikut: Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah (maha pengasih). Sedangkan bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata Esa, ditulis serangkai (mahakuasa, mahaadil).
NB: Dalam PUEBI ada
pengkhususan penulisan kata Maha Esa, yaitu tetap ditulis terpisah, meskipun
kata esa merupakan kata dasar.
Writter || Marianus Hamse, S.Pd
Redaksi|| Stanislaus Bandut, S.Pd