Cinta Suci
(Gresensia
E. Tamis IX
C)
Beruntungnya
aku dilahirkan dari rahimmu
Beruntungnya
aku dibesarkan olehmu
Beruntungnya
aku disayangi olehmu
Beruntungnya
aku dipeluk olehmu
Tangan
suci yang penuh kasih sayang
Yang
sesekali memukul karena sayang
Kaulah
ratuku, ratu tak bermahkota
Kaulah
panutanku
Kaulah
tempat ternyaman untuk kubersandar
Bagiku
cintamu tak sebanyak 17.000 pulau di dunia
Bagiku
cintamu seluas dunia
Cintamu
penuh kehangatan
Cintamu
penuh pengharapan
Cintamu
tak tergantikan
Cintamu
cinta suci
Tuhanku
(Engel
B. Satrio IX
B)
Engkaulah
Tuhanku
Engakulah
juru selamatku
Engkaulah
keselamatanku
Tuhan
Betapa
besarnya Engkau mencintaiku
Betapa
besarnya Engkau menyayangiku
Engkau
berkorban untukku
Setia Menunggu
(Fidelia
S. Sedia IX
B)
Dulu
kaulah orang pertama yang membuatku jatuh cinta
Kau pula
yang membuatku sakit hati
Jikalau
kau adalah takdirku
Aku akan
memaafkanmu
Maka aku
pun menunggu
Kembali
bersamamu
Air dan Tisu
(Gunaldo
S. Verjuki IX
B)
Jika kau
tak bisa menjadi air
Menghapus
hausku
Maka
jadilah tisu
Menghapus
keringatku
Jujur
(Grenaldo
Hatung IX
B)
Jujur itu
sangatlah baik
Jika kau
jujur, itulah kebaikanmu
Jika kau
tak jujur
Itu buruk
bagimu
Jujurmu
itu membahagiakan dirimu!
Ayah
(Gabrila
Manik IX
B)
Ayah,
kasih sayangmu seluas lautan di bumi
Pengorbananmu
tak pernah patah
Ayah,
mungkin aku tak bisa membalas pengorbananmu
Tapi aku
selalu menyayangimu
Takdir
(Genoveva
Babur IX
B)
Aku
mencintaimu
Tapi,
takdir selalu memisahkan kita
Aku tak
sanggup kehilanganmu
Sadarku
tak berhak memilikimu
Terimalah
pesan terakhirku: aku ingin selalu di sisimu!
Itulah Dirinya
Kehangatan
sesungguhnya adalah pelukan darimu
Sandar di
bahumu merupakan tanda cintaku
Jika awan
mulai mendung pertanda dirimu kesepian
Maka aku
ada di sana
Kedinginan
sesungguhnya ialah lepas dari plukanmu
Melupakanmu
sesulit menguras samudera
Jika
orang lain mencintaimu seluas samudera
Maka aku
akan mencintaimu seluas alam semesta
Maafkan Aku
(Fransiska
Iman IX
B)
Untuk
wanita yang memiliki senyuman terindah
Wanita
yang memiliki pelukan terhangat
Dia
adalah ibuku
Yang
sangat berharag dari apa pun
Banyak
penderitaan yang dihadapi
Ia tetap
memberikan senyuman terindahnya
Agar
hariku baik-baik saja
Ibu,
banyak hal yang membuatmu kecewa
Maaffkan
aku!
Lelah
(Eugenia
J. Suniardi IX
B)
Kekasihku
Aku butuh
bahumu untuk bersandar
Menepis
rasa lelahku
Kekasihku
Izinkan
aku tidur di pangkuanmu
Merasakan
lembut belaianmu
Kekasihku
Aku
merindukan hangat pelukmu
Saat air
mata menetes di pipiku
Ibu
(Erikson
A. Susanto IX
B)
Kalau ada
cinta seluas laut
Itu
adalah ibu
Kalau ada
kemurahan hati
Itu
adalah hati ibu
Ibu
adalah malaikat bagi anaknya
Sang Surya
Jika tak
ada matahari
Dunia
penuh kegelapan
Jika tak
ada air
Manusia
menderita kehausan
Jika tak
ada guru
Dunia
diselimuti kebodohan
Sebab tak
ada pengetahuan
Guru
Kau
adalah sang surya
Yang
menyinari dunia
Dengan
lilin-lilin pengetahuan
Kau yang
melukis indah
Lembaran
hidup kami yang kosong
Kau
adalah pelurus jalan kami yang bengkok
Kau yang
membangkitkan kami dari kebodohan
Kau
adalah cermin bangsa
Kau yang
menginspirasi kami
Untuk
menggapai mimpi
Guru
Terima
kasih tak terhingga
Kami
sampaikan kepadamu
Dengan
nasehatmu kau mengubah pola pikir kami
Dengan
didikanmu kami mengerti
Guru
Tugasmu
sungguh mulia
Seorang
dokter tak mungkin menjadi dokter tanpamu
Seorang
pemimpin tak mungkin bisa berbicara tanpa didikanmu
Guru
Kau
memberi kami kecerdasan
Kan kuukir
namamu di hatiku
Sebagai
tanda terima kasihku
Redaksi|| Stanislaus Bandut, S.Pd