Cinta Suci
Karya:
Heleriana Jelita Maria Fiani C. Sember
Mateus L. Wiro Marianus R. Darman
Amora, gadis cantik dan sopan, dikenal sebagai bunga desa di kampungnya. Para lelaki selalu memuji kecantikannya. Suatu hari, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kota. Hal itu ia bicarakan dengan orang tuanya.
“Apa kamu serius, Nak?” tanya ayahnya.
Amora diam sejenak. Ia tersenyum dan menanggapi ayahnya.
“Aku sudah dewasa, Ayah. Aku bisa menjaga diri, jika itu yang Ayah khawatirkan,” jawab Amora.
***
Ia bergegas ke kantor-kantor untuk mencari pekerjaan. Namun, hari itu, tidak berpihak kepadanya. Tak satu pun lowongan pekerjaan yang ia dapat. Hari sudah sore. Ia teramat lelah. Ia pulang ke kosnya. Malam datang begitu cepat. Ia belum tidur juga. Ia masih memikirkan lowongan pekerjaan.
Baca Juga: Cerpen Romantis Cinta Terlarang
Waktu berlalu, hingga pagi pun tiba. Amora bergegas setelah sarapan. Hingga ia pun sampai di kantor milik Juna Buana. Ia segera masuk, setelah membaca tulisan di sebuah papan ada lowongan. Orang di sana yang ia temui, mengarahkan langsung ketemu pemilik kantor.
“Maaf, boleh masuk?” katanya malu-malu.
“Ya, silahkan,” jawab orang itu ramah.
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Saya mau melamar pekerjaan,” jawab Amora.
Pria itu memandangnya. Ia seperti terpesona.
“Pak, kok melamun?” tanya Amora setelah sekian lama dipandangi.
“Oh, maaf! Baik, jadi gini, kamu diterima sebagai OB. Hanya itu lowongan yang ada,” jelas pria itu.
“Baik, Pak.”
“Kamu bekerja mulai besok, ya.”
Amora pamitan. Ia melangkah senang menuju pintu.
“Oh, maaf, aku lupa berkenalan,” kata pria itu.
“Aku Juna.”
“Amora.”
“Selamat bergabung,” kata Pak Juna mengakhiri pertemuan hari itu.
***
Amora sangat menikmati pekerjaannya, meski ia kadang diejek oleh sesama karyawan. Ia biasa saja. Baginya, kerja apa pun, yang penting halal. Kedekatannya dengan Pak Juna pun menjadi buah bibir di kantornya. Amora sedikit risih.
“Mor, nanti makan siang, kita makan di luar saja,” ajak Pak Juna.
Amora tersentak. Ia mengangguk. Hal itu didengar beberapa karyawan lain. Beritanya pun menyebar sampai sudut kantor. Amora jadi tidak tenang. Saat makan siang dengan Pak Juna pun, ia diam saja. Ia tidak banyak menanggapi pembicaraan.
“Aku cinta kamu, Mor.”
Amora kaget. Ia memastikan tidak salah dengar. Ada rasa yang bercampur aduk dalam hatinya. Bagaimana mungkin, ia dicintai bosnya.
“Apa mungkin, Pak?” tanya Amora kemudian.
Juna tersenyum.
“Tak ada yang tak mungkin soal rasa.”
Sepulangnya dari sana, mereka memutuskan untuk menemui keluarga Amora. Pak Juna nampak serius dengan pilihannya. Sampai di rumah Amora, Juna menjelaskan semuanya. Keluarga Amora sangat bahagia. Amora mendapatkan lelaki tampan, juga mapan.
@ 2023-karya sederhana siswa/i SMPN 3 Pacar.
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd, Gr
Redaksi|| Stanislaus Bandut, S.Pd