Gambar oleh Jess Foami dari Pixabay
ANYA
Malam itu aku kaget, banyak muncul pesan notifikasi whatsApp di layar ponselku.
"Kamu dimana?" Pesan yang ia kirimkan untukku.
"Kenapa ngak jawab," lanjutnya.
"Udah bosan a sama aku," lanjutnya lagi
Aku tambah panik dibuatnya, sepertinya ada sesuatu yang ingin ia katakan.
"Aku lagi di apartemen, ada apa?" balasku penasaran.
"Aku udah lama didepan Apartemenmu," balasnya lagi .
Sontak aku tambah kaget, ini seperti mimpi, datangnya tiba-tiba saja.
"Iya sebentar, aku siap-siap dulu," balasku.
Dengan rasa huru hara, aku membukakan pintu untuknya.
"Kenapa lama sekali buka pintunya!" tanyanya kesal.
"Jangan marah-marah, ayo masuk dulu, malu dilihatin orang," jawabku sambil memegang tangannya.
Aku pun membawanya masuk kedalam Kamarku. Seketika, Jantungku berdetak lebih kencang. Maklum, ia wanita pertama yang masuk ke Kamar Apartemenku.
Setelah sekian lama kami berbincang, situasi pun lama kelamaan menjadi lebih romantis. Ditambah malam itu Dia mengenakan gaun berwarna putih, sedikit kebuka dibagian depan. Sesaat, mataku seperti salah fokus padannya, Dia sangat cantik malam itu.
Karena keasikan ngobrol, tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 12 malam. Aku pun menawarinya untuk tidur saja di apertemenku, kasihan jika ia balik sudah larut malam.
"Anya...tidur aja disini, ngak enak pulang kemalaman," ucapku.
"Ngak apa-apa a, aku tidur disini?" jawab Anya.
"Ngak apa-apalah, kan cuma tidur," jawabku lembut.
Waktu itu aku sangat malu, di Apartemenku selimut tersedia cuma satu. Aku menawari Anya, untuk berbagi selimut denganku.
"Nya, karena selimutku cuma satu, kita berbagi saja," ucapku sedikit malu-malu takut permintaanku ditolak Anya.
"Iya ngak apa-apa," jawab Anya.
Malam pun semakin larut, aku tidak bisa tidur, serasa ada yang menggangu pikiranku. Mungkin karena Anya tidur disebelahku.
"Niko, kok di Apartemenmu dingin sekali," kata Anya membisik ditelingaku.
"Mungkin karena kamu ada disini," candaku menjawabnya.
"Hehehe....Bisa jadi, mungkin aku butuh pelukkanmu, ini sangat dingin," candanya balik.
Dengan gerakan refleks, Akupun membalik badanku dan memeluknya erat-erat.
"Jangan lepas, biarkan aku tidur dalam pelukanmu," bisiknya.
"Tak akanku kelepas," balasku menjawanya.
Malam itu situasi semakin lebih romantis, sangat berbeda sekali dengan malam-malam sebelumnya. Anya memang sangat romantis.
Tanpa sadar Pagi pun tiba, terdengar beberapa kali bunyi Alarm. Seketika aku benar-benar kaget, Anya tidak lagi disampingku.
"Kemana dia," sahutku sambil mengeceknya di ruangan Apartemenku.
"Anya....Anya..." Teriaku
Anya pun tak kunjung-kunjung muncul, perasaanku sedikit khawatir, takut terjadi sesuatu pada Anya. Seketika, Aku pun berlari mengeceknya ke Kamar Mandi, tanpa sadar aku terpleset dan kepalaku terbentur di Pintu Kamar Mandi. Setelah aku benar-benar sadar, betapa terkejutnya aku, ternyata Anya hanyalah sosok wanita romantis yang ada didalam Novel yang sempatku baca malam tadi.
Writer|| Stanislaus Bandut, S.Pd|| Red