Oleh
Roswita Iwas
Diki Si Penjual Bakso
Diki seorang anak yang baik. Dia tidak memiliki ayah dan ibu. Meski begitu, ia tetap bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Ia menjual bakso. Tempat tinggalnya hanyalah sebuah gubuk kecil.
Baca Juga: Cerpen Inspiratif: Rudi Si Tukang Becak
Suatu hari, Diki menjual bakso di pinggir jalan. Tiba-tiba saja, sebuah mobil menabraknya.
“Bruk!” gerboknya terguling.
Orang itu pergi begitu saja, sepertinya buru-buru. Diki menangis, gerobaknya rusak parah. Ia memutuskan untuk pulang memperbaiki gerobaknya. Beberapa hari kemudian, orang yang menabraknya datang.
“Selamat siang,” sapanya.
“Selamat siang,” jawab Diki.
Orang itu menjelaskan kepadanya bahwa ia yang menabraknya beberapa hari lalu. Ia menjelaskan dengan jujur, kalau ia buru-buru saat itu.
“Saya minta maaf,” kata orang itu.
Diki tersenyum dan mengangguk.
Setelah itu, entah kenapa, orang itu sering mendatangi Diki. Dia membeli pakaian untuk Diki. Sesekali memesan bakso Diki. Orang itu sangat kasihan kepada Diki yang berusaha keras untuk menghidupi dirinya.
“Bagaimana kalau kamu kerja di perusahaanku?”
Diki sangat bahagia. Ia menerima tawaran itu dengan senang hati.
“Terima kasih, Pak,” kata Diki.
Kisah ini mengajarkan kita arti perjuangan. Juga mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas perbuatan yang kita lakukan dan mengakui kesalahan.
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd, Gr
Redaksi|| Stanislaus Bandut, S.Pd
Jangan lupa Tinggalkan Komentar anda untuk mendukung anak-anak SMPN 3 Pacar agar terus berkarya