Kerinduan yang Dilukiskan dalam Bait-Bait Puisi

Oleh: Marianus Hamse, S.Pd, Gr

Gambar oleh Dorothe dari Pixabay

Perihal Rindu

Kerinduan selalu identik dengan perihal rindu atau keinginan yang kuat dan juga harapan yang besar untuk bertemu. Siapakah yang paling kita rindu? Adakah di dunia ini yang dirindu tak terbatas? Tentu jawabannya ada dan beragam. Jika pertanyaan ini diajukan kepada yang sedang jatuh cinta, maka jawabannya bisa ditebak: kekasihnya. Namun, ada juga rindu yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Rindu yang selalu ada dalam setiap hembus nafas. Kerinduan itu adalah kepada cinta pertama manusia, yaitu ibu dan ayah! Kerinduan anak kepada ibu dan ayahnya tidak berhenti sekalipun waktu berhenti. Kerinduan itu selalu ada dan hadir dalam keadaan apa saja.


Rindu yang DiBingkai dalam Puisi


Puisi adalah ekspresi manusia terhadap apa saja. Puisi memungkinkan manuisa meluapkan segala rasa dan semua yang terjadi dalam diksi yang sesuai, termasuk rindu. Puisi berikut ini tampaknya menggambarkan perasaan rindu yang mendalam terhadap orang tua, dalam hal ini ayah dan ibu. Penulis merasa rindu yang begitu kuat kepada mereka sehingga air mata terus mengalir dan tidak berhenti. Puisi ini juga mencerminkan rasa sedih dan kehilangan karena takdir telah memisahkan mereka.

Penulis  merasa bahwa khayalannya sebelumnya tentang menjadi bahagia bersama kedua orangtuanya telah gagal, dan sekarang ia tidak dapat menceritakan perasaan rindunya kepada siapa pun. Ini mungkin mencerminkan perasaan kesepian atau kehilangan yang mendalam. Puisi ini menyiratkan bahwa rindu kepada orangtua adalah perasaan yang kuat dan penuh emosi, dan meskipun takdir telah memisahkan mereka, perasaan ini tetap hidup dan kuat. Puisi ini bisa diartikan sebagai ungkapan cinta dan kerinduan yang mendalam terhadap orang tua.

Ayah dan Ibu
Ayah, ibu aku rindu
Rindu ini tak berhenti
Air mataku selalu menetes
Menetes tak berhenti

Ayah, ibu
Aku tak bisa menceritakan kepada siapa pun
Tentang rindu ini

Khayalanku dulu memahagiakan kalian
Namun gagal
Takdir memisahkan

By: Kepastian EstaIX C