Penantian|| Kumpulan Puisi Sederhana Karya Siswa Siswi SMPN 3 Pacar

Gambar oleh Larisa Koshkina dari Pixabay

 Menyesal
Awalnya engkau sempurna di mataku
Sehingga membuat aku nyaman dengan sikapmu

Aku mengira engkau akan setia
Seperti aku yang ingin mencoba setia
Namun, semua itu sia-sia

Mungkin ini takdir kita yang tidak akan bisa bersatu
Biarkan semua ini menjadi kenangan terindah untukku

By: Geriko A. Sar: IX B

Rela

Aku duduk sendiri dengan kerelaan yang menerpa diri
Mungkin bukan untuk aku kau tercipta
Melainkan dia yang membuatmu bahagia
Aku di sini sudah sia
Merelakan kau dengan dia

Aku sadar, buat apa kita bersama
Yang hanya berujung luka
Pintaku, wanitaku
Yang pernah singgah di hati
Bahagialah bersamanya
Sampai aku tak dengar tangisan dari indah matamu

By: Geriko A. Sar: IX B


Penantian
Di sini 
Di tempat ini
Menanti mentari yang tak kunjung pasti

Apakah mimpi akan tercapai?
Ketika hati menjadi lunglai
Dan kaki tak mampu berdiri

Akankah mimpi akan tercapai?
Ketika lengan enggan menggapai
Dan jari tak mampu lagi merangkai

Di sini
Aku akan terus menanti
Sampai senja usai

By: Adela E. Burhan: IX A

Kasihmu Ayah

Di bawah teriknya matahari
Kau masih cangkul di ladangmu
Kobaran matahari memanggang kulitmu
Menembus sampai tulangmu
Di wajahmu ada segudang cinta

Ayah
Setiap engkau bekerja
Tak pernah ada putus asa
Tubuhmu kini kurus
Kau terbalut luka yang kau tahan

Ayah
Aku ingin memakaikan bajumu yang bolong
Baju yang berlumur banyak impian
Baju yang berlumur tetesan salju harapan

By: Adela E. Burhan: IX A


Luka

Luka dan air mata kulalui
Mengambil keputusan yang tidak peduli
Menerimamu yang tak tahu diri
Memberi goresan yang tak ternilai
Menjadi luka yang terbebani

Aku tersiksa dan merasakan sakit ini
Memberiku rasa yang pahit
Aku menyesal telah menerima dirimu

By: Y. N. Wahi: IX E

Menghilang Tanpa Sebab

Kau bagaikan angin
Yang datang membawa kesejukan
Lalu pergi meninggalkan kegerahan
Keadaan ini membuatku terpaku membisu

Kala rintik hujan berjatuhan
Di sini aku terdiam diri dalam kesepian
Memikirkan diriku yang tinggal dalam keterpurukan

Kini hatiku penuh luka
Kau pergi tanpa berpamitan

By: Tekla F. Involata: IX D


Editor|| Marianus Hamse, S.Pd, Gr

Redaksi|| Stano