Pidato dan Strukturnya Oleh Marianus Hamse

Gambar oleh GraphicMama-team dari Pixabay

Pidato dan Strukturnya

Pidato atau orasi adalah kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk menyampaikan suatu hal (gagasan atau informasi tertentu). Pidato merupakan bentuk wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan orang banyak (Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Merujuk uraian tersebut, amanat pembina saat upacara bendera di sekolah kategori pidato. Sebab kegiatan tersebut dilakukan di depan orang banyak dalam situasi yang resmi. 

Ada yang unik (keliru) yang terjadi selama ini jika seseorang berpidato atau memberi amanat, sambutan, khotbah, dan ceramah. Kekeliruan ini umumnya di bagian struktur pidato. Kekeliruan ini dianggap wajah sebab hal ini sebuah kebiasaan yang sulit diubah.

Lalu bagaimanakah struktur pidato atau berbicara di depan umum yang benar? Ini pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Dalam buku Marbi: Mahir Berbahasa Indonesia Kelas IX, yang ditulis oleh Sawali, M.Pd., dkk diterbitkan Erlangga, dijelaskan sebagai berikut:

Struktur Pidato

Pembukaan

Pembukaan pidato, terdiri atas empat bagian, yaitu:

Salam pembuka

Kekeliruan yang sering terjadi adalah menukarkan posisi antara salam pembuka dan salam hormat yang seharusnya di bagian kedua. Dalam beberap kesempatan, orang yang berpidato selalu mendahului salam hormat. Hal demikian sangat keliru. Awal sebuah pidato adalah salam pembuka. Salam pembuka ini disesuaikan dengan waktu dan latar belakang pendengar atau audiens. Misalnya, jika pidatonya pagi, maka otomatis ucapkan selamat pagi. Latar belakang audiens berhubungan dengan kepercayaan (agama). Untuk itu, yang hendak berpidato harus jeli melihat audiens sebelum memulai berpidato.

Contoh salam pembuka:

Selamat pagi. Salam sejahtera untuk kita semua, Tuhan memberkati.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nah, salam pembuka yang disampaikan pertama, harus sesuai dengan iman dan kepercayaan orator/orang yang berpidato. Jika yang berpidato agamnya Katolik, maka salamnya seperti di atas. Jika yang berpidato beragama Islam, maka salam yang disampaikan pertama adalah yang sesuai agamnya. Salam selanjutnya adalah sesuaikan dengan audiens. Jika memang audiens dari agama lain tidak ada, maka tidak perlu disalamai, kecuali kalau pidatonya konteks nasional, seperti pidato presiden. 

Ucapan/Salam Hormat

Salam hormat disampaikan sebagai bentuk penghormatan orator kepada audiens. Salam hormat disampaikan dari tingkatan sosial lebih tinggi atau usia lebih tinggi ke lebih rendah.

Untuk konteks sekolah, maka salam hormat yang pertama kali adalah kepala sekolah (jika yang yang memberi amanat/pidato bukan kepala sekolah). Di bagian ini ada hal yang sering keliru disampaikan. Contohnya berikut ini:

Yth. Bapak Kepala Sekolah

Penyampaian salam hormat ini salah. Kata bapak merupakan kata sapaan, kata sapaan harusnya diikuti nama orang, bukan nama jabatan. Jadi, yang benar adalah:

Yth. Kepala Sekolah

Selanjutnya bias disebutkan nama lembaga atau instansi terkait.
Ucapan Syukur
Ucapan syukur merupakan wujud rasa syukur kepada TYME atas anugerah-Nya. Biasanya kalimat yang diucapkan adalah:
Puji syukur kepada TYME atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kita bias berkumpul di tempat ini.
Penyampaian Topik/Masalah 
Bagian keempat pembukaan pidato adalah penyampaian topik, dilanjutkan dengan penyampaian masalah sesuai topik yang dibicarakan. 
Contohnya:
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan pendapat tentang “Kelestarian Lingkungan”. Selama ini lingkungan kita rusak oleh ulah manusia. Lingkungan yang rusak akan menimbulkan banyak masalah seperti, banjir, longsor, dan masalah lainnya.
Isi Pidato
Isi merupakan bagian inti. Isi pidato tentu sesuai tema/topik yang dibahas. Sebelumnya di bagian pembukaan dibahas masalah yang terjadi. Maka di bagian isi dijelaskan pendapat atau gagasan orator tentang cara mengatasi masalah tersebut.
Contoh:
Pada kesempatan ini izinkan saya menyampaikan pendapat tentang “Kelestarian Lingkungan”. Selama ini lingkungan kita rusak oleh ulah manusia. Lingkungan yang rusak akan menimbulkan banyak masalah seperti, banjir, longsor, dan masalah lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah (sampaikan solusi dari masalah). 
Penutup Pidato
Penutup pidato terdiri dari empat bagian:
Harapan agar gagasan yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar.
Contoh:
Demikian beberapa hal/gagasan yang saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Permohonan maaf kepada audiens/pendengar
Contoh: Mohon maaf atas kesalahan atau kekhilafan saya dalam menyampaikan gagasan atau pesan.
Ucapan terima kasih kepada pendengar
Contoh: Terima kasih atas perhatiannya.
Salam penutup
Contoh: selamat pagi. Salam sejahtera. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Itu adalah struktur pidato yang benar. Selama ini, sering ditemukan atau didengar, orator atau pembicara membalikkan posisinya atau menyampaikan sesuatu yang tidak semestinya. Dalam kegiatan berbicara, memperhatikan struktur itu sangat penting, di samping bahasa yang kita pakai komunikatif.

Rujukan:
Sawali, dkk. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia: untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.



Writer|| Marianus Hamse, S.Pd, Gr
Redaksi|| Stano