Pidato dan Strukturnya
Pidato atau orasi adalah kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk menyampaikan suatu hal (gagasan atau informasi tertentu). Pidato merupakan bentuk wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan orang banyak (Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX SMP/MTs. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Merujuk uraian tersebut, amanat pembina saat upacara bendera di sekolah kategori pidato. Sebab kegiatan tersebut dilakukan di depan orang banyak dalam situasi yang resmi.
Ada yang unik (keliru) yang terjadi selama ini jika seseorang berpidato atau memberi amanat, sambutan, khotbah, dan ceramah. Kekeliruan ini umumnya di bagian struktur pidato. Kekeliruan ini dianggap wajah sebab hal ini sebuah kebiasaan yang sulit diubah.
Lalu bagaimanakah struktur pidato atau berbicara di depan umum yang benar? Ini pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Dalam buku Marbi: Mahir Berbahasa Indonesia Kelas IX, yang ditulis oleh Sawali, M.Pd., dkk diterbitkan Erlangga, dijelaskan sebagai berikut:
Struktur Pidato
Pembukaan
Pembukaan pidato, terdiri atas empat bagian, yaitu:
Salam pembuka
Kekeliruan yang sering terjadi adalah menukarkan posisi antara salam pembuka dan salam hormat yang seharusnya di bagian kedua. Dalam beberap kesempatan, orang yang berpidato selalu mendahului salam hormat. Hal demikian sangat keliru. Awal sebuah pidato adalah salam pembuka. Salam pembuka ini disesuaikan dengan waktu dan latar belakang pendengar atau audiens. Misalnya, jika pidatonya pagi, maka otomatis ucapkan selamat pagi. Latar belakang audiens berhubungan dengan kepercayaan (agama). Untuk itu, yang hendak berpidato harus jeli melihat audiens sebelum memulai berpidato.
Contoh salam pembuka:
Selamat pagi. Salam sejahtera untuk kita semua, Tuhan memberkati.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nah, salam pembuka yang disampaikan pertama, harus sesuai dengan iman dan kepercayaan orator/orang yang berpidato. Jika yang berpidato agamnya Katolik, maka salamnya seperti di atas. Jika yang berpidato beragama Islam, maka salam yang disampaikan pertama adalah yang sesuai agamnya. Salam selanjutnya adalah sesuaikan dengan audiens. Jika memang audiens dari agama lain tidak ada, maka tidak perlu disalamai, kecuali kalau pidatonya konteks nasional, seperti pidato presiden.
Ucapan/Salam Hormat
Salam hormat disampaikan sebagai bentuk penghormatan orator kepada audiens. Salam hormat disampaikan dari tingkatan sosial lebih tinggi atau usia lebih tinggi ke lebih rendah.
Untuk konteks sekolah, maka salam hormat yang pertama kali adalah kepala sekolah (jika yang yang memberi amanat/pidato bukan kepala sekolah). Di bagian ini ada hal yang sering keliru disampaikan. Contohnya berikut ini: