Ibu
Kau bagai mentari pagi hari
Memberi semangat dalam hidupku
Kau bagai cahaya yang selalu memberi arahan hidupku
Bintang yang selalu mengelilingi bulan tiap malam
Seperti aku yang berteduh di pangkuanmu
Kau merawatku
Mendidikku
Hingga aku dewasa
Ibu
Dengan cara apa aku membalasmu?
Aku menitikkan air mata melihat pengorbananmu
Kau lemah lembut, sabar, dan rendah hati
Ibu
Dalam sehelai lembaran ini
Kurangkaikan tulisan tentangmu
By: Karolina A. Abut: IX C
Purnama
Cahayanya bagiku terang indah di depan mata
Entah apa yang membuatku mengingat kisah lama
Kisah yang alam terkubur masa
Mungkin aku sedang merindukannya?
Purnama
Dapatkah kau sampaikan rinduku padanya?
Mungkinkah dia menatap purnama yang sama?
Ingin kucoba menyapa
Namun, seperti inilah aku
Yang tak pernah mampu melakukannya
Purnama
Akankah aku dan dia akan berjumpa?
Walau hanya sesaat saja
Aku sangat merindukannya
Karena aku pernah menyayanginya
By: Solanglia L. Anggut: IX D
Di Sini
Di atas bukit yang tinggi
Kuberteriak menjual mimpi
Untuk kita yang terus bermimpi
Menyimpan rasa untuk sebuh fakta
Berlomba-lomba untuk meraih cita-cita
Untuk sekarang dan selamanya
Desahan nafas bagi kita yang bertahan
Tidak merugi dalam penghinaan
Untuk hari esok yang lebih baik
By: Milia A. Ratna: IX D
Ukiran Kisah
Andai waktu berputar kembali
Mungkin semua bias kuulangi
Tetapi semua sudah kulalui
Kini kisah menjadi misteri
Kisah-kisah yang kian memberi
Sesal bertemu kembali
Bawalah hatimu untuk cinta yang kau beri
Untuk hati yang rindu ini
Bersamamu itu tak pasti
Bersamamu tak mungkin kembali
By: Milia A. Ratna: IX D
Hari-Hari Menyedihkan
Sejauh ini, perjalanan yang kulalui
Ada kecewa, sedih, kini kurasa sendiri
Aku tak tahu apa yang kulalui
Tertawa dan tersenyum untuk hati yang tersakiti
Sekarang aku tahu
Di titik mana aku harus berada
Dan apa yang harus kulakukan
Untuk melupakan apa yang kulalui
Aku menunggu hari yang akan dating
By: Melania A. Jeril: IX D
Teruntuk Kamu yang Telah Pergi
Dalam letih kau merintih
Menentang rasa yang kian menepi
Menentang waktu yang merenggut kisah
Menuju kisah yang tak pasti
Serasa waktu berlalu tanpa arah
Perjuanganmu kala itu
Menghadirkan seribu air mata
Perjuanganmu di ujung kisah
Menghanyutkan kisah yang usai
Padahal aku masih ingin bersamamu
Menemani hari-hari dengan kenangan
Ceritamu usai begitu saja
Kau pergi
Memang kisahmu perih
Andai kau tahu, kau menaburkan benih-benih duri di hatiku
Kau memilih pergi enggan bertahan
Rindu selalu untukmu
By: Maria G. Majul: IX C
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd
Redaksi|| Stano