Disusun oleh:
SILVIANUS JEMAHAN, S. Ag.
LEMBAR PENGESAHAN
disusun oleh:
SILVIANUS JEMAHAN,
S. Ag.
Disahkan di : SMP NEGERI 3 PACAR
Tanggal : 23 September 2021
SMP NEGERI 3 PACAR
KORNELIUS I. JEHADU, S.Pd.
NIP 19830916 200904 1 003
Puji syukur ke hadirat TYME. Karena atas berkat-Nya, peneliti dapat menyusun dan menyelsaikan penelitian ini dengan baik. Judul penelitian ini adalah “PERANAN GURU PAK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA/SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3 PACAR, KECAMATAN PACAR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan Uji Kinerja PPG. Peneliti menyadari bahwa, keberhasilan penelitian ini berkat bantuan langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
- Kornelius Irwandi Jehadu,S.Pd.
selaku Kepala Sekolah
SMP Negeri 3 Pacar, yang telah memberikan izin kepada peneliti.
- Para guru yang juga telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
- Keluarga besar yang
telah banyak mendukung demi terselesaikannya karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi pembaca semuanya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1
Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
1.4
Manfaat Penelitian................................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1 Pendidikan Agama Di Sekolah................................................................ 5
2.2 Tujuan PAK Di Sekolah.......................................................................... 6
2.3 Proses Pelaksanaan PAK Di Sekolah...................................................... 8
2.4 Cara Guru PAK Menjalankan Pembinaan Iman..................................... 7
BAB III
METODE PENELITIAN............................................................... 13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................ 13
Daftar Pustaka
1.1 Latar Belakang
Guru merupakan seseorang yang bisa
bisa ditiru oleh semua muridnya.
Segala sesuatu yang disampaikan oleh guru senantiasa dipercaya dan diyakini
sebagai kebenaran oleh semua murid. Kemudian harus ditiru berarti bahwa seorang guru menjadi suri teladan bagi semua
muridnya mulai dari cara berpikir guru, cara berbicara, hingga cara berperilaku
guru sehari-hari. Sebagai seorang yang bisa digugu dan ditiru, tentunya seorang
guru memiliki peran yang sangat penting bagi para peserta didiknya (Muhamad,
2008: 17).
Guru merupakan suatu jabatan
profesional yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh
sembarang orang di luar bidang pendidikan. Menjadi guru yang profesional adalah
guru yang mampu menyusun rencana belajar-mengajar, mengorganisir, membimbing
dan membina terlaksananya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu menjadi guru
harus memiliki keahlian khusus untuk mendidik para peserta didik.
Dalam dunia pendidikan guru memiliki
peranan yang sangat penting, tanpa
adanya guru pengetahuan manusia tidak akan bertambah dan tidak
berkembang. Guru di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yang penulis
ketahui bahwa guru memiliki berbagai
julukan, guru adalah “pelita atau penerang dalam gulita”, guru adalah
“pengganti orang tua di sekolah”, guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”.
Tanpa guru orang tidak pandai membaca, menulis, dan berhitung. Tanpa guru orang
tidak bisa tahu beraneka ragam ilmu dan pengetahuan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
Peranan guru di sekolah sudah tentu
sebagai pendidik bagi para peserta didik. Seorang guru tidak hanya mendidik
dengan kata-kata saja, melainkan mendidik melalui tindakan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari. “Guru Pendidikan Agama Katolik di Sekolah”, ini
merupakan fokus utama yang dibahas dalam karya tulis ini. Guru Pendidikan Agama
Katolik (PAK) merupakan seorang pendidik
yang beriman dewasa untuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh, demi
pertumbuhan dan perkembangan hidup para siswa sebagai orang yang beriman. Guru
Pendidikan Agama Katolik sering disebut sebagai pendidik iman, saksi iman,
maupun sebagai penanggung jawab pembinaan iman. Sebagai guru PAK tidak hanya
mengajar dengan kata yang muluk-muluk, melainkan dengan sungguh-sungguh memberikan
kesaksian pengalaman hidupnya secara konkret kepada para siswa, sehingga para
siswa pun juga bisa meneladani sikap yang baik dari guru PAK (Setyakarjana,
1997: 69).
Mengingat pentingnya peranan guru
PAK terhadap pembinaan iman bagi para siswa, maka penulis membatasi secara
khusus peranan guru PAK pada sekolah tertentu yakni di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan
Pacar, Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan-kegiatan yang dapat membina dan
memperkembangkan iman siswa antara lain melalui kegiatan pendalaman iman
(katekese), rekoleksi, retret, ziarah dan sebagainya. Kegiatan ini sangat
penting dilaksanakan bagi para siswa. Atas dasar itulah, maka penulis memilih
judul skripsi “PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN
Siswa VII SMP NEGERI 3 PACAR, KECAMATAN PACAR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT”.
1.2 Rumusan
Masalah
Setelah mengamati latar belakang di atas, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana proses
pelaksanaan PAK di SMP Negeri 3 Pacar Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat?
2.
Bagaimana cara guru PAK
dalam menjalankan peranannya terhadap pembinaan iman siswa di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
pe:nulisan karya ini berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk
mendeskripsikan
1. Proses
pelaksanaan PAK di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.
2. Cara guru PAK dalam menjalankan peranannya terhadap pembinaan iman siswa di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.
1.4 Manfaat Penulisan
(1)
Untuk
siswa SMP
Kegunaan penelitian ini bagi siswa SMP adalah untuk
meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya pernana guru PAK bagi perkembangan
iman siswa di sekolah.
(2)
Untuk
guru PAK
Kegunaan penelitian ini untuk guru adalah meningkatkan
pengetahuan guru dalam perannya sebagai guru PAK.
(3)
Peneliti
Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk penulisan mengenai peranan guru PAK.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
2.1
Pendidikan Agama Katolik Di sekolah
Supriyati (2001: 4) menyatakan bahwa
pendidikan merupakan hal pokok yang melekat
dalam proses kehidupan manusia sehari-hari sebagai usaha untuk memanusiakan
manusia muda. Pendidikan berfungsi bagi manusia untuk membentuk pribadi yang
utuh agar mencapai tujuan pendidikan nasional yakni meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan sehingga tumbuhlah manusia-manusia yang bertanggung
jawab dalam segala tindakannya.
Hutabarat dalam Lokakarya Malino
(18: 1981) menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah
satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, agar peserta didik mampu
menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan Katolik, dan dengan demikian
mudah-mudahan peserta didik berkembang terus menerus menjadi manusia paripurna
(manusia beriman).
PAK di sekolah tidak dapat disamakan
begitu saja dengan mata pelajaran lain, karena PAK memiliki pemahaman iman dan
penghayatan iman sehingga PAK sebagai upaya pembentukkan pribadi manusia
beriman. Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga sebagai salah satu usaha
untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional berdasarkan pancasila
dan Undang-undang Dasar 1945, oleh karena itu PAK juga terikat pada kurikulum
dan waktu yang tersedia (Setyakarjana, 1997:
9).
2.2 Tujuan PAK
Di Sekolah
Setiap kegiatan tentunya mempunyai
arah atau sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan. Begitu juga PAK di sekolah
sebagai suatu kegiatan tentu saja mempunyai tujuan tertentu. Tujuan PAK di
sekolah dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas pada usaha guru PAK agar
dapat mengupayakan perkembangan iman siswa.
a.
Tujuan
PAK Secara Umum
Pendidikan Agama Katolik bertujuan
agar peserta didik mampu menggumuli hidupnya dari segi pandangan Katolik agar
peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan Kristiani dan dengan
demikian mudah-mudahan dapat berkembang menjadi manusia paripurna (manusia
beriman). Kemampuan menggumuli meliputi unsur-unsur mengetahui, memahami
kemudian mengintegrasikan dalam hidup secara konkret.
Secara umum arah PAK ialah
memperluas pengetahuan, memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan
memperkaya penghayatan iman dalam berbagai bentuk serta memperkembangkan dialog
antar iman (jika terdapat yang beragama lain). Orang yang memiliki pengetahuan
tentang iman belum tentu beriman, maka dirumuskan tujuan PAK memperluas
pengetahuan. Tujuan PAK di sekolah adalah agar siswa memahami dan mencintai
Yesus Kristus, memahami dan mampu mempertanggung jawabkan kejadian- kejadian
mengenai Allah yang berkarya di dunia, serta bersedia mewujudkan kepedulian
Yesus Kristus, demi perkembangan diri maupun dalam bermasyarakat (Komkat KWI,
1999: 6-7).
UU-RI No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan pasal 30 menyebutkan:
1.
Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.
Pendidikan keagamaan
berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama.
3.
Pendidikan keagamaan
dapat diselengarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dimengerti bahwa PAK bertujuan untuk memperkuat iman dan ketakwaan pada murid yang menganutnya serta membangun kerukunan hidup beragama demi persatuan Nasional. Dengan memperhatikan ketetapan hukum tersebut tujuan atau fungsi PAK ditekankan pada hal yang mendasar, yakni memperkuat iman dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka membentuk manusia dan bangsa Indonesia seutuhnya sebagai tujuan pendidikan Nasional. Ketetapan di atas menyatakan bahwa PAK tidak hanya berhenti pada agama yang bersifat lahiriah saja, melainkan PAK berusaha mengolah semuanya itu hingga menghantar orang sampai pada iman dan bertakwa kepada Tuhan serta penuh persaudaraan dengan siapa saja.
b. Tujuan PAK Secara Khusus
Secara khusus arah PAK dirumuskan
membantu anak menggeluti hidupnya dari sudut pandang Katolik, dengan itu PAK
memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman. Sehubungan dengan itu PAK di
sekolah bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan membantu pergulatan atau
internalisasi pengetahuannya, sehingga peserta didik mampu menggumuli hidup
dari segi pandangan-pandangan Katolik
dan menjadi manusia paripurna (Setyakarjana, 1997: 9).
Dengan demikian tujuan khusus adanya PAK di sekolah agar tidak mencampur- adukkan pengajaran dan pendidikan, karena pendidikan agama yang diutamakan bukan hanya teori melainkan mampu bertindak baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Selain itu PAK di sekolah bertujuan untuk membina iman siswa agar dapat berperan dan mau terlibat dalam hidup bermasyarakat, mampu bergaul dengan semua jemaat walaupun berbeda agama, serta memiliki pemikiran yang maju demi perkembangan iman mereka.
2.3 Proses Pelaksanaan PAK Di Sekolah
Proses belajar-mengajar PAK merupakan
upaya untuk membentuk manusia berperilaku yang baik, bukan hanya membuat
manusia menjadi pintar. Dalam proses pembelajaran PAK pengetahuan yang
disampaikan bukan hanya untuk diketahui dan ditelaah begitu saja tetapi dipahami
dengan sungguh-sungguh. Oleh
karena itu dalam PAK para peserta didik mengalami proses pembentukan atau
pembinaan diri (Drost, 1998: 227).
Dari gagasan yang telah diungkapan di
atas, nampak bahwa proses dan cara yang ditempuh PAK sangat terbuka yakni
proses PAK dapat menggunakan pendekatan berbagai bentuk kegiatan, berbagai
metode asalkan tidak menyimpang dari asas dasar komunikatif dan berorientasi
pada proses. Dalam proses PAK komunikatif berarti melibatkan murid sebagai
subyek bukan sebagai objek. Adapun dalam PAK berorientasi pada proses maksudnya
bahwa dalam pencapaian tujuan PAK itu mengandaikan tahap- tahap yang
berkesinambungan sehingga tidak begitu saja melampaui tahap-tahap yang ada
(Jacobs, 1992: 9-11).
Proses pelaksanaan PAK di sekolah
menggunakan dialog partisipatif, yakni yang lebih diutamakan dalam PAK ialah
proses pelaksanaan komunikasi, interaksi, atau dialog iman yang terjadi selama
proses belajar-mengajar. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengolah
segi-segi yang berkaitan dengan hidup imannya, dengan demikian siswa mampu
membangun dan membentuk imannya. Dalam proses pelaksanaan PAK suasana kegiatan
belajar dan mengajar perlu dibangun bersama-sama, sehingga terciptalah suasana yang ramah, terbuka,
bebas, dialogis, dan menyenangkan (Komkat KWI, 1999: 9-10).
Proses pelaksanan PAK di sekolah
lebih dikenal sebagai proses belajar dalam tiga tahap. Tahap pertama
menampilkan pengalaman hidup manusia terutama pengalaman
hidup peserta didik dan fakta yang dapat membuka
pemikiran (pengetahuan). Tahap kedua pengolahan fakta atau pengalaman hidup
manusia, terutama fakta dan pengalaman hidup peserta didik yang dapat mendorong
proses mengetahui dan memahami secara
lebih mendalam (penerapan). Tahap ketiga adalah pengolahan sehingga para
peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam hidup konkretnya
sehari-hari. Pada tahap ini lebih dikenal dengan tahap menggumuli sehingga
siswa dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan konkret
sehari-hari (penghayatan atau pengintegrasian). Proses pergumulan inilah yang
menjadi salah satu unsur khas PAK dari segi pelaksanaan, karena dalam proses
pergumulan ini siswa diharapkan dapat menemukan dan menyadari berbagai
pengalaman hidupnya agar dapat memperkembangkan hidupnya sebagai orang beriman
(Dapiyanta, 2008: 24-25).
Dengan demikian melalui proses tersebut dapat memampukan manusia muda untuk berpikir, merasakan, bertindak dan sebagainya. Kemampuan ini dapat diperkembangkan melalui proses pelaksanaan PAK di sekolah. Pada dasarnya sekolah ingin mencerdaskan manusia muda, ingin mendidik melalui pengajaran sehingga mampu memperkembangkan pemikirannya untuk pembentukan diri, serta mampu bergumul dengan permasalahan hidup yang dialami.
2.4
Cara Guru PAK Menjalankan Peran Pembinaan Iman
Malino (20: 1981)
menyatakan bahwa guru PAK merupakan pengantar proses belajar dan memiliki
persiapan yang sungguh-sungguh. Guru PAK merupakan seorang pembina iman yang
harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman iman yang mendalam. Oleh karena itu seorang guru PAK dalam menjalankan tugasnya
tidak hanya sebagai pengajar di depan kelas saat jam pelajaran,
melainkan guru PAK bertanggung jawab untuk menciptakan berbagai situasi yang
memungkinkan para siswa dapat belajar dan mencapai hasil yang baik.
Dalam proses belajar-mengajar guru PAK
menciptakan relasi yang komunikatif dan dialog aktif antara guru dengan siswa.
Menjadi guru PAK juga harus memperhatikan penampilannya dalam mengajar,
penampilan guru PAK harus memperlihatkan keteguhan dalam penghayatan perannya
sebagai guru PAK di sekolah yakni berpakaian yang sopan dan rapi. Guru PAK
sebaiknya mampu dan siap berperan secara profesional di sekolah dan di
masyarakat. Di masyarakat guru PAK dituntut melakukan kontak kemanusiaan dengan
orang tua, dan berkomunikasi dengan anggota masyarakat sekitar.
Nina Komala (9: 1992) menyatakan
bahwa guru PAK yang berasal dari lembaga pendidikan diharapkan mampu
menjalankan perannya dalam proses belajar mengajar dan bekerjasama dengan rekan
kerja, staf tata usaha dan kepala sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Guru
PAK dituntut pula untuk mengembangkan pribadi dan profesinya secara terus
menerus. Kualifikasi atau kemampuan guru PAK dapat dipahami melalui kemampuan
untuk menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi
belajar-mengajar, menilai prestasi siswa, dsb.
Dengan demikian kemampuan yang harus
dimiliki guru PAK agar menjadi guru PAK yang kompeten adalah sungguh-sungguh
memperhatikan kurikulum dan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu
menjadi guru PAK berusaha untuk berkatekese kemudian memberikan beberapa
hafalan kepada peserta didik agar materi yang disampaikan bisa dipahami dan
diingat. Menjadi guru PAK di sekolah senantiasa dihadapkan pada beberapa
kenyataan di luar kemampuan untuk mengatasinya, misalnya menghadapi peserta
didik yang berbeda-beda agamanya dan jumlah siswa yang beragama Katolik hanya
sedikit. Oleh karena itu apabila guru PAK akan berkatekese tidak harus
berkatekese di sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menjadi
guru merupakan tugas yang sangat mulia, karena guru menjadi “pelita dalam
gulita” sehingga mampu menjadi penerang bagi anak-anak bangsa dalam mewujudkan
cita-cita mereka. Begitu juga dengan guru PAK di sekolah berusaha untuk
mewujudkan penghayatan hidupnya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan
penuh tanggung jawab.
Proses pelaksanaan PAK di sekolah
menggunakan dialog partisipatif, yakni yang lebih diutamakan dalam PAK ialah
proses pelaksanaan komunikasi, interaksi, atau dialog iman yang terjadi selama
proses belajar-mengajar. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengolah
segi-segi yang berkaitan dengan hidup imannya, dengan demikian siswa mampu
membangun dan membentuk imannya. Dalam proses pelaksanaan PAK suasana kegiatan
belajar dan mengajar perlu dibangun bersama-sama, sehingga terciptalah suasana yang ramah, terbuka,
bebas, dialogis, dan menyenangkan.
Kemampuan yang harus dimiliki guru
PAK untuk dapat menjadi guru PAK yang kompeten
adalah tidak hanya melaksanakan tugasnya di sekolah saja sebagai pendidik,
melainkan mampu berkatekese baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Demi meningkatkan peranan guru PAK
terhadap pembinaan iman para siswa, maka penulis memberikan beberapa saran:
1.
Guru PAK di sekolah
sebagai orang yang beriman Katolik perlu menyadari bahwa yang dihadapi di
sekolah adalah para siswa. Dalam hal ini guru PAK di sekolah diharapkan
bersedia untuk mengupayakan bebagai kegiatan pembinaan iman bagi siswa,
sehingga iman para siswa dapat semakin berkembang dan siswa pun mampu berbuat
atau melakukan tindakan berdasarkan iman yang
dihayatinya.
2.
Menjadi guru PAK yang
dianggap masyarakat sebagai orang yang berpengetahuan, memiliki keterampilan,
dan perilakunya yang santun sehingga dianggap sebagai orang yang dapat digugu
dan ditiru sudah seharusnya dapat bertindak atau berperilaku yang baik dan sungguh-sungguh
menghayati imannya sehingga dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
secara konkret.
3. Sebagai pembina iman di sekolah, guru PAK tidak harus bekerja sendirian seperti halnya mengajar PAK. Tetapi guru PAK dapat melibatkan orang lain untuk bekerja sama yakni dengan membuat tim, seperti para pendidik yang beragama Katolik, orang tua siswa maupun orang lain yang berkehendak baik terutama yang ahli dalam bidang pembinaan iman.
DAFTAR PUSTAKA
Dapiyanta,
FX. (2008). Pendidikan Agama Katolik pada
Tingkat Pendidikan Dasar.
Diktat
Mata Kuliah PAK Dasar Mahasiswa Semester III.
Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Drost, J.I.G.M., S. J. (1998). Sekolah: Mengajar atau Mendidik? Yogyakarta:
Kanisius.
Jacobs,
Tom, SJ. (1985). Sikap Dasar Kristini.
Yogyakarta: Kanisus.
KWI.
(1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan
Referensi. Yogyakarta: Kanisius.
Lokakarya Malino. (1981). Pola Pelajaran Agama Kristen Katolik. Jakarta: PWI
Muhamad, Nurdin. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional.
Yogyakarta: Perpustakaan Nasional.
Nina Komala. (1992). Kemampuan Mengajar Agama Katolik. Yogyakarta:
Pusat Pastoral.
Setyakarjana,
SJ. (1997). Arah Katekese di Indonesia.
Yogyakarta: Pusat Kateketik.
Supriyati, Yulia. (2001). Pengantar Pendidikan. Diktat Mata Kuliah
untuk Mahasiswa Semester I, Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.