Artikel Ilmiah : Peranan Guru Pak Terhadap Pembinaan Iman Siswa/Siswi Kelas VII SMP Negeri 3 Pacar

foto : Silfianus Jemahan, S.Ag, Peserta  PPG Angkatan 2 2023, LPTK St. Yakobus Maroke

 PERANAN GURU PAK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA/SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3 PACAR, KECAMATAN PACAR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT


 


Disusun oleh:

 

SILVIANUS JEMAHAN, S. Ag.

 


 

LEMBAR PENGESAHAN

 

 

 

disusun oleh:

 

SILVIANUS JEMAHAN, S. Ag.

 

 

  

Disahkan di    : SMP NEGERI 3 PACAR

Tanggal          : 23 September 2021

 


Kepala Sekolah

SMP NEGERI 3 PACAR

 

KORNELIUS I. JEHADU, S.Pd.

NIP 19830916 200904 1 003

 


 KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat TYME. Karena atas berkat-Nya, peneliti dapat menyusun dan menyelsaikan penelitian ini dengan baik. Judul penelitian ini adalah PERANAN GURU PAK TERHADAP PEMBINAAN IMAN SISWA/SISWI KELAS VII SMP NEGERI 3 PACAR, KECAMATAN PACAR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT”. Penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan Uji Kinerja PPG. Peneliti menyadari bahwa, keberhasilan penelitian ini berkat bantuan langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Kornelius Irwandi Jehadu,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pacar, yang telah memberikan izin kepada peneliti.
  2. Para guru yang juga telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
  3. Keluarga besar yang telah banyak mendukung demi terselesaikannya karya ilmiah  ini.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi pembaca semuanya

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
 
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 3
 
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 5
2.1 Pendidikan Agama Di Sekolah................................................................ 5
2.2 Tujuan PAK Di Sekolah.......................................................................... 6
2.3 Proses Pelaksanaan PAK Di Sekolah...................................................... 8
2.4 Cara Guru PAK Menjalankan Pembinaan Iman..................................... 7
 
 
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 13
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 13
3.2 Saran........................................................................................................ 13
 
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Guru merupakan seseorang yang bisa bisa ditiru oleh semua muridnya. Segala sesuatu yang disampaikan oleh guru senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Kemudian harus ditiru berarti bahwa seorang guru menjadi suri teladan bagi semua muridnya mulai dari cara berpikir guru, cara berbicara, hingga cara berperilaku guru sehari-hari. Sebagai seorang yang bisa digugu dan ditiru, tentunya seorang guru memiliki peran yang sangat penting bagi para peserta didiknya (Muhamad, 2008: 17).

Guru merupakan suatu jabatan profesional yang memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Menjadi guru yang profesional adalah guru yang mampu menyusun rencana belajar-mengajar, mengorganisir, membimbing dan membina terlaksananya proses belajar-mengajar. Oleh karena itu menjadi guru harus memiliki keahlian khusus untuk mendidik para peserta didik.

Dalam dunia pendidikan guru memiliki peranan yang sangat penting, tanpa  adanya guru pengetahuan manusia tidak akan bertambah dan tidak berkembang. Guru di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yang penulis ketahui bahwa guru  memiliki berbagai julukan, guru adalah “pelita atau penerang dalam gulita”, guru adalah “pengganti orang tua di sekolah”, guru adalah “pahlawan tanpa tanda jasa”. Tanpa guru orang tidak pandai membaca, menulis, dan berhitung. Tanpa guru orang tidak bisa tahu beraneka ragam ilmu dan pengetahuan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Peranan guru di sekolah sudah tentu sebagai pendidik bagi para peserta didik. Seorang guru tidak hanya mendidik dengan kata-kata saja, melainkan mendidik melalui tindakan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. “Guru Pendidikan Agama Katolik di Sekolah”, ini merupakan fokus utama yang dibahas dalam karya tulis ini. Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) merupakan  seorang pendidik yang beriman dewasa untuk melaksanakan tugasnya dengan sungguh- sungguh, demi pertumbuhan dan perkembangan hidup para siswa sebagai orang yang beriman. Guru Pendidikan Agama Katolik sering disebut sebagai pendidik iman, saksi iman, maupun sebagai penanggung jawab pembinaan iman. Sebagai guru PAK tidak hanya mengajar dengan kata yang muluk-muluk, melainkan dengan sungguh-sungguh memberikan kesaksian pengalaman hidupnya secara konkret kepada para siswa, sehingga para siswa pun juga bisa meneladani sikap yang baik dari guru PAK (Setyakarjana, 1997: 69).

Mengingat pentingnya peranan guru PAK terhadap pembinaan iman bagi para siswa, maka penulis membatasi secara khusus peranan guru PAK pada sekolah tertentu yakni di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan-kegiatan yang dapat membina dan memperkembangkan iman siswa antara lain melalui kegiatan pendalaman iman (katekese), rekoleksi, retret, ziarah dan sebagainya. Kegiatan ini sangat penting dilaksanakan bagi para siswa. Atas dasar itulah, maka penulis memilih judul skripsi “PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK TERHADAP PEMBINAAN IMAN Siswa VII SMP NEGERI 3 PACAR, KECAMATAN PACAR, KABUPATEN MANGGARAI BARAT”.

 

1.2 Rumusan Masalah

Setelah mengamati latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1.       Bagaimana proses pelaksanaan PAK di SMP Negeri 3 Pacar Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat?

2.       Bagaimana cara guru PAK dalam menjalankan peranannya terhadap pembinaan iman siswa di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat?

 

1.3 Tujuan Penulisan

          Tujuan pe:nulisan karya ini berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk mendeskripsikan

1.     Proses pelaksanaan PAK  di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.

2. Cara guru PAK dalam menjalankan peranannya terhadap pembinaan iman siswa di SMP Negeri 3 Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat.

 

1.4 Manfaat Penulisan

(1)   Untuk siswa SMP

Kegunaan penelitian ini bagi siswa SMP adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya pernana guru PAK bagi perkembangan iman siswa di sekolah.

(2)   Untuk guru PAK

Kegunaan penelitian ini untuk guru adalah meningkatkan pengetahuan guru dalam perannya sebagai guru PAK.

(3)   Peneliti Berikutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk penulisan mengenai peranan guru PAK.

                                                                            BAB II
                                                                KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Agama Katolik Di sekolah

Supriyati (2001: 4) menyatakan bahwa pendidikan merupakan hal pokok yang melekat dalam proses kehidupan manusia sehari-hari sebagai usaha untuk memanusiakan manusia muda. Pendidikan berfungsi bagi manusia untuk membentuk pribadi yang utuh agar mencapai tujuan pendidikan nasional yakni meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan sehingga tumbuhlah manusia-manusia yang bertanggung jawab dalam segala tindakannya.

Hutabarat dalam Lokakarya Malino (18: 1981) menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan Katolik, dan dengan demikian mudah-mudahan peserta didik berkembang terus menerus menjadi manusia paripurna (manusia beriman).

PAK di sekolah tidak dapat disamakan begitu saja dengan mata pelajaran lain, karena PAK memiliki pemahaman iman dan penghayatan iman sehingga PAK sebagai upaya pembentukkan pribadi manusia beriman. Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga sebagai salah satu usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, oleh karena itu PAK juga terikat pada kurikulum dan waktu yang tersedia (Setyakarjana, 1997: 9).

2.2 Tujuan PAK Di Sekolah

Setiap kegiatan tentunya mempunyai arah atau sasaran yang akan dicapai yaitu tujuan. Begitu juga PAK di sekolah sebagai suatu kegiatan tentu saja mempunyai tujuan tertentu. Tujuan PAK di sekolah dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas pada usaha guru PAK agar dapat mengupayakan perkembangan iman siswa.

a.       Tujuan PAK Secara Umum

 

Pendidikan Agama Katolik bertujuan agar peserta didik mampu menggumuli hidupnya dari segi pandangan Katolik agar peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan Kristiani dan dengan demikian mudah-mudahan dapat berkembang menjadi manusia paripurna (manusia beriman). Kemampuan menggumuli meliputi unsur-unsur mengetahui, memahami kemudian mengintegrasikan dalam hidup secara konkret.

Secara umum arah PAK ialah memperluas pengetahuan, memperteguh pergulatan iman (internalisasi), dan memperkaya penghayatan iman dalam berbagai bentuk serta memperkembangkan dialog antar iman (jika terdapat yang beragama lain). Orang yang memiliki pengetahuan tentang iman belum tentu beriman, maka dirumuskan tujuan PAK memperluas pengetahuan. Tujuan PAK di sekolah adalah agar siswa memahami dan mencintai Yesus Kristus, memahami dan mampu mempertanggung jawabkan kejadian- kejadian mengenai Allah yang berkarya di dunia, serta bersedia mewujudkan kepedulian Yesus Kristus, demi perkembangan diri maupun dalam bermasyarakat (Komkat KWI, 1999: 6-7).

UU-RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan pasal 30 menyebutkan:

1.      Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.      Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama.

3.      Pendidikan keagamaan dapat diselengarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dimengerti bahwa PAK bertujuan untuk memperkuat iman dan ketakwaan pada murid yang menganutnya serta membangun kerukunan hidup beragama demi persatuan Nasional. Dengan memperhatikan ketetapan hukum tersebut tujuan atau fungsi PAK ditekankan pada hal yang mendasar, yakni memperkuat iman dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka membentuk manusia dan bangsa Indonesia seutuhnya sebagai tujuan pendidikan Nasional. Ketetapan di atas menyatakan bahwa PAK tidak hanya berhenti pada agama yang bersifat lahiriah saja, melainkan PAK berusaha mengolah semuanya itu hingga menghantar orang sampai pada iman dan bertakwa kepada Tuhan serta penuh persaudaraan dengan siapa saja.

b.      Tujuan PAK Secara Khusus

Secara khusus arah PAK dirumuskan membantu anak menggeluti hidupnya dari sudut pandang Katolik, dengan itu PAK memperkembangkan pengetahuan dan penghayatan iman. Sehubungan dengan itu PAK di sekolah bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan membantu pergulatan atau internalisasi pengetahuannya, sehingga peserta didik mampu menggumuli hidup dari segi pandangan-pandangan  Katolik dan menjadi manusia paripurna (Setyakarjana, 1997: 9).

Dengan demikian tujuan khusus adanya PAK di sekolah agar tidak mencampur- adukkan pengajaran dan pendidikan, karena pendidikan agama yang diutamakan bukan hanya teori melainkan mampu bertindak baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Selain itu PAK di sekolah bertujuan untuk membina iman siswa agar dapat berperan dan mau terlibat dalam hidup bermasyarakat, mampu bergaul dengan semua jemaat walaupun berbeda agama, serta memiliki pemikiran yang maju demi perkembangan iman mereka.

2.3  Proses Pelaksanaan PAK Di Sekolah

Proses belajar-mengajar PAK merupakan upaya untuk membentuk manusia berperilaku yang baik, bukan hanya membuat manusia menjadi pintar. Dalam proses pembelajaran PAK pengetahuan yang disampaikan bukan hanya untuk diketahui dan ditelaah begitu saja tetapi dipahami dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu dalam PAK para peserta didik mengalami proses pembentukan atau pembinaan diri (Drost, 1998: 227).

Dari gagasan yang telah diungkapan di atas, nampak bahwa proses dan cara yang ditempuh PAK sangat terbuka yakni proses PAK dapat menggunakan pendekatan berbagai bentuk kegiatan, berbagai metode asalkan tidak menyimpang dari asas dasar komunikatif dan berorientasi pada proses. Dalam proses PAK komunikatif berarti melibatkan murid sebagai subyek bukan sebagai objek. Adapun dalam PAK berorientasi pada proses maksudnya bahwa dalam pencapaian tujuan PAK itu mengandaikan tahap- tahap yang berkesinambungan sehingga tidak begitu saja melampaui tahap-tahap yang ada (Jacobs, 1992: 9-11).

Proses pelaksanaan PAK di sekolah menggunakan dialog partisipatif, yakni yang lebih diutamakan dalam PAK ialah proses pelaksanaan komunikasi, interaksi, atau dialog iman yang terjadi selama proses belajar-mengajar. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengolah segi-segi yang berkaitan dengan hidup imannya, dengan demikian siswa mampu membangun dan membentuk imannya. Dalam proses pelaksanaan PAK suasana kegiatan belajar dan mengajar perlu dibangun bersama-sama, sehingga  terciptalah suasana yang ramah, terbuka, bebas, dialogis, dan menyenangkan (Komkat KWI, 1999: 9-10).

Proses pelaksanan PAK di sekolah lebih dikenal sebagai proses belajar dalam tiga tahap. Tahap pertama menampilkan pengalaman hidup manusia terutama pengalaman

hidup peserta didik dan fakta yang dapat membuka pemikiran (pengetahuan). Tahap kedua pengolahan fakta atau pengalaman hidup manusia, terutama fakta dan pengalaman hidup peserta didik yang dapat mendorong proses mengetahui dan memahami secara  lebih mendalam (penerapan). Tahap ketiga adalah pengolahan sehingga para peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam hidup konkretnya sehari-hari. Pada tahap ini lebih dikenal dengan tahap menggumuli sehingga siswa dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan konkret sehari-hari (penghayatan atau pengintegrasian). Proses pergumulan inilah yang menjadi salah satu unsur khas PAK dari segi pelaksanaan, karena dalam proses pergumulan ini siswa diharapkan dapat menemukan dan menyadari berbagai pengalaman hidupnya agar dapat memperkembangkan hidupnya sebagai orang beriman (Dapiyanta, 2008: 24-25).

Dengan demikian melalui proses tersebut dapat memampukan manusia muda untuk berpikir, merasakan, bertindak dan sebagainya. Kemampuan ini dapat diperkembangkan melalui proses pelaksanaan PAK di sekolah. Pada dasarnya sekolah ingin mencerdaskan manusia muda, ingin mendidik melalui pengajaran sehingga mampu memperkembangkan pemikirannya untuk pembentukan diri, serta mampu bergumul dengan permasalahan hidup yang dialami.

2.4 Cara Guru PAK Menjalankan Peran Pembinaan Iman

            Malino (20: 1981) menyatakan bahwa guru PAK merupakan pengantar proses belajar dan memiliki persiapan yang sungguh-sungguh. Guru PAK merupakan seorang pembina iman yang harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman iman yang mendalam. Oleh karena itu seorang guru PAK dalam menjalankan tugasnya tidak hanya sebagai pengajar di depan kelas saat jam pelajaran, melainkan guru PAK bertanggung jawab untuk menciptakan berbagai situasi yang memungkinkan para siswa dapat belajar dan mencapai hasil yang baik.

Dalam proses belajar-mengajar guru PAK menciptakan relasi yang komunikatif dan dialog aktif antara guru dengan siswa. Menjadi guru PAK juga harus memperhatikan penampilannya dalam mengajar, penampilan guru PAK harus memperlihatkan keteguhan dalam penghayatan perannya sebagai guru PAK di sekolah yakni berpakaian yang sopan dan rapi. Guru PAK sebaiknya mampu dan siap berperan secara profesional di sekolah dan di masyarakat. Di masyarakat guru PAK dituntut melakukan kontak kemanusiaan dengan orang tua, dan berkomunikasi dengan anggota masyarakat sekitar.

Nina Komala (9: 1992) menyatakan bahwa guru PAK yang berasal dari lembaga pendidikan diharapkan mampu menjalankan perannya dalam proses belajar mengajar dan bekerjasama dengan rekan kerja, staf tata usaha dan kepala sekolah guna mencapai tujuan pendidikan. Guru PAK dituntut pula untuk mengembangkan pribadi dan profesinya secara terus menerus. Kualifikasi atau kemampuan guru PAK dapat dipahami melalui kemampuan untuk menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar-mengajar, menilai prestasi siswa, dsb.

Dengan demikian kemampuan yang harus dimiliki guru PAK agar menjadi guru PAK yang kompeten adalah sungguh-sungguh memperhatikan kurikulum dan materi pelajaran yang akan disampaikan. Selain itu menjadi guru PAK berusaha untuk berkatekese kemudian memberikan beberapa hafalan kepada peserta didik agar materi yang disampaikan bisa dipahami dan diingat. Menjadi guru PAK di sekolah senantiasa dihadapkan pada beberapa kenyataan di luar kemampuan untuk mengatasinya, misalnya menghadapi peserta didik yang berbeda-beda agamanya dan jumlah siswa yang beragama Katolik hanya sedikit. Oleh karena itu apabila guru PAK akan berkatekese tidak harus berkatekese di sekolah.

 

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

 

          Menjadi guru merupakan tugas yang sangat mulia, karena guru menjadi “pelita dalam gulita” sehingga mampu menjadi penerang bagi anak-anak bangsa dalam mewujudkan cita-cita mereka. Begitu juga dengan guru PAK di sekolah berusaha untuk mewujudkan penghayatan hidupnya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab.

Proses pelaksanaan PAK di sekolah menggunakan dialog partisipatif, yakni yang lebih diutamakan dalam PAK ialah proses pelaksanaan komunikasi, interaksi, atau dialog iman yang terjadi selama proses belajar-mengajar. Hal tersebut bertujuan agar siswa mampu mengolah segi-segi yang berkaitan dengan hidup imannya, dengan demikian siswa mampu membangun dan membentuk imannya. Dalam proses pelaksanaan PAK suasana kegiatan belajar dan mengajar perlu dibangun bersama-sama, sehingga  terciptalah suasana yang ramah, terbuka, bebas, dialogis, dan menyenangkan.

Kemampuan yang harus dimiliki guru PAK untuk dapat menjadi guru PAK yang kompeten adalah tidak hanya melaksanakan tugasnya di sekolah saja sebagai pendidik, melainkan mampu berkatekese baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

 

3.2 Saran

 

Demi meningkatkan peranan guru PAK terhadap pembinaan iman para siswa, maka penulis memberikan beberapa saran:

1.  Guru PAK di sekolah sebagai orang yang beriman Katolik perlu menyadari bahwa yang dihadapi di sekolah adalah para siswa. Dalam hal ini guru PAK di sekolah diharapkan bersedia untuk mengupayakan bebagai kegiatan pembinaan iman bagi siswa, sehingga iman para siswa dapat semakin berkembang dan siswa pun mampu berbuat atau melakukan tindakan berdasarkan iman yang dihayatinya.

2.  Menjadi guru PAK yang dianggap masyarakat sebagai orang yang berpengetahuan, memiliki keterampilan, dan perilakunya yang santun sehingga dianggap sebagai orang yang dapat digugu dan ditiru sudah seharusnya dapat bertindak atau berperilaku yang baik dan sungguh-sungguh menghayati imannya sehingga dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari secara konkret.

3.  Sebagai pembina iman di sekolah, guru PAK tidak harus bekerja sendirian seperti halnya mengajar PAK. Tetapi guru PAK dapat melibatkan orang lain untuk bekerja sama yakni dengan membuat tim, seperti para pendidik yang beragama Katolik, orang tua siswa maupun orang lain yang berkehendak baik terutama yang ahli dalam bidang pembinaan iman.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Dapiyanta, FX. (2008). Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Pendidikan Dasar.

Diktat Mata Kuliah PAK Dasar Mahasiswa Semester III. Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Drost, J.I.G.M., S. J. (1998). Sekolah: Mengajar atau Mendidik? Yogyakarta: Kanisius.

Jacobs, Tom, SJ. (1985). Sikap Dasar Kristini. Yogyakarta: Kanisus.

KWI. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Lokakarya Malino. (1981). Pola Pelajaran Agama Kristen Katolik. Jakarta: PWI

Muhamad, Nurdin. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional.

Nina Komala. (1992). Kemampuan Mengajar Agama Katolik. Yogyakarta: Pusat Pastoral.

Setyakarjana, SJ. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Kateketik.

Supriyati, Yulia. (2001). Pengantar Pendidikan. Diktat Mata Kuliah untuk Mahasiswa Semester I, Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.