Anak laki-laki itu namanya, Dino. Ia anak baik dan berbakti pada orang tua. Dino ditinggal ayahnya beberapa tahun yang lalu. Dino sekarang hidup bersama ibunya. Hari itu, ia sangat senang karena sebentar lagi ulang tahun. Sayang, ia merasakannya tanpa sang ayah.
Hari berganti hari. Matahari terbit lalu terbenam. Dino menatap ke jendela, melamun melihat sinar mentari. Ia tiba-tiba menangis.
"Dino, kenapa menangis?" tanya ibu.
"Aku merindukan, Ayah, Bu."
Ibu memeluk Dino, "Jangan menangis, Ibu ada bersamamu. Hapus air matamu. Jika kamu menangis, Ibu juga ikut menangis."
Keesokan harinya, Dino berpakaian rapi dan wangi. Ia akan berulang tahun. Ia senang, semua teman-temannya akan datang. Tak lama kemudian, semua sudah hadir. Mereka mengucapkan selamat kepadanya.
"Makasih," ucap Dino berkali-kali.
Dino menghampiri ibunya. Ia menangis haru.
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd
Redaksi|| Stano