Kepergianmu
Mentari pagi mulai bersinar
Pagi ini tak seperti biasanya
Angin datang membisikkan duka
Yang membuat semua menjadi luka
Karena kepergianmu
Cerita dan kisahmu masih panjang
Tetapi, mengapa engkau pergi secepat ini?
Menaburkan luka setiap orang
Bukankah kemarin kamu masih tersenyum?
Kamu tak memberikan tanda bahwa ajalmu tiba!
Andai kau tahu
Luka yang engkau tinggalkan begitu perij
Bukankah kamu masih menginginkan dunia?
Mengapa kau tak ingat ayah dan ibumu?
Mengapa meninggalkan mereka?
Jalanlah dengan damai
Tenanglah di alam sana
By: Maria Goreti Majul: IX C
Orang yang Kau Buli
Di sini kuberdiri mendengar ocehanmu yang kau taburi
Sekarang aku memegang erat kata-katamu
Sembari aku berbenah diri menjadi diri sendiri
Aku hendak menjadi diri sendiri
Berusaha sekuat tenaga
Membayangkan pahitnya hinaan yang kau berikan padaku
Aku memang bodoh tak tahu apa-apa
Dan tidak bias berbuat apa-apa
Kini aku sadar kata-katamu
Hanya bias buatku jatuh
By: Karolina E. Diman: IX C
Bintang
Kuingin menjadi bintangmu
Menerangi jalan hidupmu
Tuhan, jagalah orang yang kucintai!
Dia yang kusayang dan kucinta
Aku rela berkorban untuknya
Tanpanya aku tak bias hidup
Apa pun kata orang, ia selalu di hati
Kutidak akan melupakannya dalam hari-hariku
Karena hanya dialah cinta dan jiwaku
Dia segalanya dalam pikiranku
Aku akan selalu ada buatnya
By: Lorensiana Fanila: IX C
Mentari yang Pergi
Hari terus berganti
Hidupku terus sendiri
Tanpa orang yang kucintai
Kini mentariku pergi
Dan tak akan kembali lagi
Aku tak tahu ke mana aku mencari dirimu lagi
Aku hanya duduk diam sendiri
Merindukanmu ditemani secangkir kopi
By: Antonius Y. Supartan: IX A
Merindu yang Tak Tahu Arah
Tentang aku yang sendiri
Duduk termenung di bawah rembulan malam
Ini tentang aku
Yang merindukan sesuatu
Kenangan kita dulu
Aku ingin mengulanginya lagi
Tetapi, itu tak pernah terjadi
Kini tinggal rindu yang tak tahu arah
By: T. Gideon: IX D
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd
Redaksi|| Stano