Langit
Langit
Kau terlihat indah dengan warnamu biru
Dihiasi awan putih di pagi hari
Kau berseri saat sang surya menyapa
Saat malam tiba kau bertabur bintang-bintang
Dihiasi rembulan yang indah
Oh langit
Kau sangat indah
Kau ciptaan Yang Kuasa paling sempurna
By: Yusta Marsela Batun: IX E
Aku Pergi
Kau terlihat indah dengan warnamu biru
Dihiasi awan putih di pagi hari
Kau berseri saat sang surya menyapa
Saat malam tiba kau bertabur bintang-bintang
Dihiasi rembulan yang indah
Oh langit
Kau sangat indah
Kau ciptaan Yang Kuasa paling sempurna
By: Yusta Marsela Batun: IX E
Aku Pergi
Sempatku berjuang
Namun sia-sia
Takdir telah datang
Untuk kita tidak mungkin bersama lagi
Kisah cinta ini
‘kan berakhir sampai di sini
Jika kedatanganku hanya bias
Merusak kebahagiaanmu
Aku akan pergi meninggalkanmu
Maafkan aku telah mengganggumu
Jangan pikirkan aku lagi
Aku akan mencari kebahagiaanku sendiri
Tanpa kehadiranmu
Tanpa kasih sayangmu
Bahagialah dengan dia yang kau pilih
Terima kasih waktunya selama ini
Atas kasih sayangmu untukku
Itu sangat berarti bagiku
Walau itu hanya sebentar
Janga dirimu
Aku pergi!
By: Helena S. Bella: IX B
Namun sia-sia
Takdir telah datang
Untuk kita tidak mungkin bersama lagi
Kisah cinta ini
‘kan berakhir sampai di sini
Jika kedatanganku hanya bias
Merusak kebahagiaanmu
Aku akan pergi meninggalkanmu
Maafkan aku telah mengganggumu
Jangan pikirkan aku lagi
Aku akan mencari kebahagiaanku sendiri
Tanpa kehadiranmu
Tanpa kasih sayangmu
Bahagialah dengan dia yang kau pilih
Terima kasih waktunya selama ini
Atas kasih sayangmu untukku
Itu sangat berarti bagiku
Walau itu hanya sebentar
Janga dirimu
Aku pergi!
By: Helena S. Bella: IX B
Kerinduan
Ayah, di mana engkau berada?
Di sini aku merindukanmu
Menginginkan untuk bertemu
Merindukan kasih sayangmu
Engkau hadir di mimpiku
Mimpi yang terlihat nyata bagiku
Menginginkan engkau kembali
Aku berharap engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhanku
Ayah, semoga engkau tenang di surge!
By: Fransiska O. Betriman: IX B
Malam
Malam yang sunyi menyapa jiwaku
Begitu redup tiada cahaya
Tanpa ada senyum apalagi bahagia
Begitu dingin dan membeku
Kuterus menahan rasa rindu
Menggenggam tak lagi bersuara
Terduduk diam dalam kebimbangan diri
Selalu menyeru namamu hingga lelah
Salahkah aku dengan rasaku?
Bila diriku mengukir bait cinta
Hingga semuanya tak berhenti
Dengan bait dan syair
By: Melania A. Jeril: IX D
Editor|| Marianus Hamse, S.Pd
Redaksi|| Stano