Simbol Toleransi Agama: Kisah Masjid dan Gereja yang Berdampingan di NTT|| Safarudin Jemadil

 Foto Masjid Al Muttaqin dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang berdampingan oleh Safarudin Jemadil 

INFOSMPN3PACAR.COM-Opini- Gambar diatas sepintas kita lihat terdiri dari satu kesatuan bangunan yang utuh. Pada hal gambar ini menunjukan dua bangunan rumah ibadah yang berdampingan dari agama yang berbeda yaitu islam dan keristen.

Gambar ini sengaja saya ambil beberapa waktu yang lalu karena saya sering beribadah di tempat ini. Kedua bangunan ini Bernama Masjid Al Muttaqin dan Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kedua bangunan tersebut terletak di Jln KB. Mandiri II RT.29 RW.13 kelurahan kelapa Lima Kecamatan kelapa Lima ,Kota Kupang , propinsi Nusa Tenggara Timur.

Awalnya saya heran serta kagum betapa bisanya dibangun pada tempat yang sama. Akhirnya saya berkesimpulan betapa indahnya toleransi dan hidup berdampingan di daerah ini. Setelah beberapa hari saya amati ternyata pemahaman umat terhadap perbedaan dan keberagaman sangat menunjukan dedikasi yang tinggi. Bayangkan kedua bangunan tempat ibadah ini saling berbagi lahan parkirnya Ketika hari Jumat dan Minggu.

Kedua bangunan tempat ibadah ini mempunyai Sejarah masing-masing. Masjid Almuttaqin misalnya, dibangun oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Yayasan ini didirikan oleh Suharto Presiden Ke 2 Republik Indonesia Pada tanggal 17 Februari 1982 yang tertuang dalam akta Notaris No 29 tanggal 29 Februari 1982, yang mana salah satu programnya adalah membangun Masjid di seluruh Indonesia. Yayasan ini sudah membangun  ratusan masjid di Indonesia termasuk Masjid Almuttaqin Kota kupang.

Sesuai data Badan Pusat Statistik tahun 2022, mayoritas penduduk provinsi Nusa Tenggara Timur beragama Kekristenan yakni 90,56%, dengan rincian persentase Katolik 53,74% kemudian Protestan 36,82%. Pemeluk agama Islam sebanyak 9,25%, kemudian sebagian kecil lagi beragama Hindu 0,18% dan Budha sebanyak 0,01%.Sebagian penduduk di Pulau Sumba masih menjalankan kepercayaan setempat yakni Marapu (animism-dinamisme).

Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,07%. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.326.487 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 2.357.340 jiwa (2010). Kepadatan penduduk di Nusa Tenggara Timur sebesar 96 jiwa/km2, dengan presentasi penduduk yang tinggal di perkotaan kurang lebih 20%, dan sisanya sebesar 80% mendiami kawasan pedesaan.

 Meskipun terdiri dari berbagai macam agama dan budaya, tapi karakteristik Masyarakat dalam memandang perbedaan sangat baik. Gambar diatas contohnya betapa indahnya hidup berdampingan sehingga kenyamanan, kedamaian dan ketentraman akan terwujud. 

Kedua rumah ibadah ini menunjukan budaya toleransi di NTT sangat tinggi. Rata rata di seluruh kabupaten pun menampilkan karakteristik Masyarakat yang sama dalam menjunjung tinggi toleransi.  Siapapun yang ke propinsi ini, pasti akan menemukan budaya Masyarakat yang ramah, tanpa memandang perbedaan, itulah sebabnya propinsi ini dikenal dengan propinsi paling toleransi Indonesia.


Sumber Rujukan: https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Timur


Writer|| Safarudin Jemadil, S.Pd, Gr
Editor|| Stanislaus Bandut|| Red